Tweet |
|
Oleh: P. Adam Mare, SVD - Brazil
DimataMu Tuhan, aku sangat berharga
buruk dan aneh rupaku namun itulah seni yg tak terpahami. . .
BagiMu, aku bagai mawar liar di taman dunia,
tumbuh di semak-semak kabut dosa,
menjalar diantara duri-duri kenistaan,Namun rupanya sangat lain, unik dan mengagumkan.
Kucoba menata pucuk hidupku, bagai yg Engkau sabdakan,
tapi rupanya hatiku terlalu liar, mataku jalang ,
dan nafasku terengah-engah menatap dunia. .
Jiwaku suka lari menjauhiMu dan terombang-ambing,
tak kuat bertahan pada komitmenku.
Semakin ku lari menjauh, Engkau semakin dekat dipelupuk mataku.
Aku bertopeng pada jari-jari lemas, sekedar bersembunyi dari tatapnMU,
namun sinar mataMu terlalu tajam, menembus kulit dan tulang jemari,
yang dilaburi bercak-bercak dosa.
Aku suka bertahan pada posisiku yg sukar berbalik.
Penyesalanku cuma sementara,
sebab godaan dunia terlalu besar, kuat dan berat bagiku.
buruk dan aneh rupaku namun itulah seni yg tak terpahami. . .
BagiMu, aku bagai mawar liar di taman dunia,
tumbuh di semak-semak kabut dosa,
menjalar diantara duri-duri kenistaan,Namun rupanya sangat lain, unik dan mengagumkan.
Kucoba menata pucuk hidupku, bagai yg Engkau sabdakan,
tapi rupanya hatiku terlalu liar, mataku jalang ,
dan nafasku terengah-engah menatap dunia. .
Jiwaku suka lari menjauhiMu dan terombang-ambing,
tak kuat bertahan pada komitmenku.
Semakin ku lari menjauh, Engkau semakin dekat dipelupuk mataku.
Aku bertopeng pada jari-jari lemas, sekedar bersembunyi dari tatapnMU,
namun sinar mataMu terlalu tajam, menembus kulit dan tulang jemari,
yang dilaburi bercak-bercak dosa.
Aku suka bertahan pada posisiku yg sukar berbalik.
Penyesalanku cuma sementara,
sebab godaan dunia terlalu besar, kuat dan berat bagiku.
0 komentar:
Posting Komentar