22 Januari 2014

PENGALAMAN HIDUP ADALAH ANUGERAH RAHMAT ILAHI


 ( Sebuah Refleksi atas kasus yang terjadi di Kotabaru-Kab. Ende)

Hidup ini adalah sebuah perjalanan menuju titik akhir, yg adalah Allah sendiri, Sang Pencipta. DIA memberi bagi manusia ciptaanNya dengan penuh keistimewaan. Kebebasan seutuhnya, diberikan kepada manusia sebaai sebuah pilihan. Pilihan ini, terukir jelas dalam sejarah pengalaman hidup manusia. Manusia seharusnya bersyukur atas pengalaman hidup ini. Pengalaman hidup yang dapat diterjemahkan sebagai Anugerah Rahmat Ilahi.

Pengalaman hidup ini, sebagai sebuah Rahmat karena Iman, Nurani dan moral kita diasah. Segala kejadian dibutuhkan refleksi yang mendalam. Iman kita dipertaruhkan, Nurani kita bekerja dan Moral kita ditunjukkan.

Kasus pencederaan terhadap seorang Klerus (Imam Khatolik) baru-abaru ini, 21 Januari 2014 mengundang banyak tanggapan dari masyarakat umum, dan khususnya umat Khatolik sendiri dengan perspektifnya masing-masing. Kejadian/kasus ini, saya pribadi melihat adalah sebuah pengalaman berahmat dimana iman, nurani, dan moral diasah. Sejauhmana pengalaman ini dilihat menurutku.

Kitab Suci menjadi terang refleksiku. Walaupun waktu dan kondisi yang berbeda. Namun terang dalam  ajaran Kitab Suci masih relefan menjadi batu penjuru dan kompas dalam pengalaman hidup dimasa sekarang. 
Ketika  Yesus hadir di tengah2 kehidupan masyarakat, Yesus datang sebagai pemberontak menurut pandangan orang-orang dimasa itu. Karya Penyelamatan yang menjadi tugas perutusanNya yang menguatkan diriNya untuk terus berkarya. Yesus datang sebagai pembebas bagi yang tertindas, yg tak mendapat keadilan, dan yang melarat. Yesus datang juga untuk orang-orang yang dipinggirkan, yang menurut kaumnya sendiri sebagai orang-orang berdosa. Dalam sejarah hidup Yesus, sebagai Pembebas dan Penyelamat ini, akhirnya Dia pun dihukum mati. Yesus bukan orang pendendam, bahkan di Kayu Salib Ia mendoakan bagi mereka yang telah menyalibkan Dia: " Ya Bapa, Ampunilah Mereka. Sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat..." Menurut saya, doa Yesus ini, sebagai ungkapan Belaskasih, dan juga karena Yesus tahu sebagai akibat dosa asal, manusia hidup menurut "daging," ambisi, yg terprovakasi, yg bertahan dalam kemapanan hidup menjadikan mereka takabur sehingga rela menyalibkan orang yang tak bersalah.
Disisi lain, "Apa itu Kebenaran" yg ditanyakan Yesus kepada Pilatus adalah sebuah pertanyaan sejarah hingga saat ini bagi kita yg mencintai Kebenaran itu sendiri.

lalu, apa yang mau dipetik dari pengalaman hidup dalam kasus di Kotabaru-Kab Ende dalam terang Kitab Suci? 

Kasus ini, sunguh telah mengajarkan, mengasa Iman, Nurani dan Moral saya. Apakah selama ini saya telah bertindak benar dalam Iman, Nurani, moral dan menghargai Imamnya sebaai wakil Kristus? Apakah saya sebagai masyarakat yg hadir menghakimi sang pelacur dengan merajami dia ataukah sebagai pengikut Kristus yang bersedia mendoakan bagi org lain sekalian musuh kita: " Ampunilah mereka..."
Atau kita lupa, pengampunan yang diberikan Yesus kepada seorang penjahat ketika peristiwa Golgota, justru membawa dia pada Kebahagiaan Surgawi bersama Yesus saat itu. Pertobatan yang membawa kebahagiaan.

Semoga kita mendapat pencerahan bahwa pengalaman hidup adalah sebuah Rahmat Ilahi yang mengasah iman, nurani dan moral. Bukannya kita mengutuk dan memprovakasi pengalaman hidup menjadi sebuah indokrinasi pemuasan naluri kita sendiri. Semoga

0 komentar:

Posting Komentar