11 Juni 2013

DANAU TIGA WARNA "KELIMUTU" BERGEJOLAK


Danau Tiga warna " Kelimutu" terletak di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia dulunya adalah 7 (tujuh keajaiban dunia) yang diakui dunia, namun kini tidak masuk dalam tujuh keajaiban tersebut. Fenomena alam akan danau yang memiliki tiga warna dan kadang berganti warna telah diselidiki para ahli secara ilmiah, namun belum satu pun memberikan statment yang pasti mengapa danau itu begitu unik. Konon, dulu danau-danau ini, antara Kawah Tiwu Atapolo dan kawah danau Tiwu Nuwa muri Koofai dapat dilewati oleh masyarakat sebagai jalan pintas menuju perkampungan Moni (salah satu perkampungan diseputaran kaki gunung kelimutu ), karena memiliki batas tebing yang tebal. Namun sekarang sama sekali tak dapat dilewati bahkan tebing pembatas mengalami runtuhan. Dan juga, Tiwu Ata Bupu konon dulunya dapat ditakluki/diturunin oleh pengunjung sampai menyentuh airnya, namun sekarang sama sekali tidak dapat ditakluki dan merupakan jurang yang menyeramkan. Kenyataan, setelah air danau diciduk "air tersebut sebagaimana air bening yang tak berwarna apa-apa. Banyak orang melihat warnanya danau diakibatkan oleh unsur belerang dan sinar ultraviolet sang surya. Itulah Danau tiga warna Kelimutu, yang di lengkapi oleh hutan pohon cemara dengan desiran angin meniupi dedaunan cemara serta kicauan burung-burung penghuninya. Akhir-akhir ini, monyet-monyet banyak bermunculan yang menjadikan obyek wisata ini semakin menarik. 

Untuk masing-masing kawah telah memiliki nama yang diberikan oleh para leluhur sebagai kepercayaannya dan masyarakat hingga sekarang. Tiwu Atapolo yang berwarna merah dipercaya sebagai tempat hunian bagi orang-orang yang telah meninggal. yang semasa hidupnya berbuat jahat. Tiwu Nuwa Muri Koofai yang berwarna biru adalah tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Sedangkan Tiwu Ata Bupu yang berwarna putih adalah tempat untuk jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Kini, setelah masyarakat Kabupaten bergembira akan suatu momentum sejarah yang berarti dimana Patung Bung Karno yang sedang merenung di bawah pohon Sukun hingga melahirkan lima butir Pancasila, kembali dihadapin dengan kecemasan akan Gejolak Danau tiga warna Kelimutu. Banyak opini, pandangan yang bermunculan sebagai akibat gejolak alam ini.

Sejak tanggal 3 juni 2013 aktivitas ketiga danau ini terus mengalami peningkatan. Kelimutu yang masih berstatus gunung api aktif tersebut diinyatakan waspada oleh petugas pos pemantau Gunung api kelimutu.Terkait aktivitas yang terus meningkat tersebut maka kunjungan ke danau tiga warna tersebut ditutup untuk umum sejak tanggal 4 Juni 2013.
 

Meningkatnya aktivitas tersebut berdampak pada terjadinya perubahan warna air Danau Kelimutu.Kawah Tiwu Atapolo yang sebelumnya berwarna merah hati ayam berubah warna menjadi hijau,sedangkan kawah danau Nuamuri Koofai yang sebelumnya berwarna biru laut berubah warna menjadi putih.Tiwu Ata Bupu tetap seperti semula berwarna hitam. 

Tanda-tanda lain yang muncul dari aktivitas Gunung Api Kelimutu yakni munculnya asap dari kedua kawah, bau gas belerang dan tumbuhan disekitar kedua danau yang berubah warna dan terlihat layu hingga radius 1 km. Tanda lain yang terlihat dari aktivitas gunung tersebut yakni adanya bunyi desiran air dan riak-riak air yang terus meningkat. Oleh karena itu pos pemantau menyatakan status waspada dan menutup untuk sementara waktu kunjungan ke Danau Kelimutu. Dan pengaman secara ketat dilakukan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bagi para pengunjung.

Gejolak alam pada Danau kelimutu ini juga sangat berpengaruh bagi mereka yang bergelut di bidang pariwisata. Kecemasan akan berkurangnya  tamu/kunjungan bagi penginapan yang sangat signifikan telah mulai terasa. Banyak tamu mancanegara maupun domestik telah mulai membatalkan perjalanan.



Sampai kapankah Gejolak alam danau Kelimutu yang penuh ajaib ini bergejolak. Apa yang akan terjadi dengan tanda-tanda alam ini ?

0 komentar:

Posting Komentar