| Tweet |
|
Membaca berita yg diturunkan media Pos Kupang online pada Minggu, 08 November 2020 dengan judul " IKON KOTA ENDE RUSAK BAKAL DIGANTI TIDAK HARUS PATUNG MANUSIA, SIMAK INFONYA" menjadi isu yang perlu ditanggapi oleh masyarakat luas.
Perencanaan Pembangunan memang tidak semua harus diminta tanggapan publik, namun hemat kami pembangunan yg merupakan ikon kebanggaan masyarakat perlu juga mendengar masukkan publik.
Disadari pasti Pro-kontra akan terjadi. Kita ingat bagaimana pembangunan patung kebanggaan Masy. Kab. Ende Pahlawan Marilonga dan Nuamuri.
Menyikapi pernyataan Kadis PU Kab. Ende, Frans Lewang berkaitan Patung Pelajar sebagai ikon Ende Kota pelajar, ada kontradiktif pernyataan.
Menurut Frans Lewang, dana untuk perbaiki kondisi Patung Pelajar yg rusak ini sebenarnya sudah diperbaiki, gara-gara Covid-19 maka digeser atau di tunda. Hal ini, berarti tdak ada niat utk menggantikan ikon ini dengan patung 2 anak manusia pelajar dengan ikon lain, hanya memperbaiki.
Namun, sayangnya dilanjutkan dgn pernyataan : " Ada kemungkinan Patung ini tdak diperbaiki tetapi diganti dengan patung lain, seperti globe dan alat tulis." Hal ini, katanya setelah dikonsultasi dgn org2 ahli dalam seni Rupa. Karena menurutnya setelah berkonsultasi, Ikon Ende sebagai Kota Pelajar tdak harus Patung manusia (Pelajar). Inilah tetjadi kontradiktif yg pada mulanya rencana perbaikan namun bergeser dgn patung lain, esensinya tetap sama yaitu Ikon Ende sebagai kota Pelajar.
Catatan Kritis
Patung Pelajar yang terletak di perempat jalan antara Jl. Wirajaya, jl. Diponegoro, jl. Nuamuri dan jln. Hayam Wuruk ini telah berdiri sekitar 27 th lalu. Alasan Patung ini dibuat oleh pendahulu karena kebanggaan 2 sekolah favorit yaitu SMAK Syuradikara dan SMPK Ndao waktu itu yg menjadi tempat menimbah ilmu dari pelbagai daerah bahkan diluar Flores. Kelurahan Onekore dgn posisi sekarang keberadaan Patung Pelajar berada mungkin karena banyak sekolah2 berada di sekitaran itu (ada Ursula, SMPP-dulunya, SMPK Putri Margot, SDK Ende 3, dan masih banyak sekolah yg berada di kelurahan Onekore)
Menurut kami, ikon Patung pelajar yang dibuat dengan manusia (seorang Pria dan Wanita) menggambarkan bagaimana seorang pelajar berusaha untuk membolos sekolah-si pelajar pria dan murid lain-perempuan melarangnya dgn memegang tangan pelajar pria. Sungguh telah mengajarkan pesan yg mendidik.
Kalau, memang ingin menggantikan ikon ini dengan patung lain, seperti yg disampaikan bahwa Globe dan alat tulis memang mengandung makna atau pesan pendidikan yg sama ttp menurut kami nilai historis dan terkenalnya patung ini yg telah menyatu di benak masyarakat kab Ende khusunya dan masyarakat di luar kab Ende umumnya harus dipertimbangkan juga.
Maka usul saya, gabungkan saja dua ide ini. Patung lama dipertahankan dengan bentuk patung yg dulu (dlm artian patung tdk diperbaiki ) tetapi dibuat baru dgn bentuk seperti dulu, lalu dibawahnya sebagai tempt pijak adalah Globe dengan alat tulis.
Terimakasih.

0 komentar:
Posting Komentar