| Tweet |
|
Prabowo telah berkali-kali mencoba untuk memimpin negara ini. Semangat untuk menduduki jabatan ini memang patut diacung jempol karena kita memakai adagium lama " kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda." Namun apakah adagium ini tepat untuk seorang Prabowo.
Dua kali mengalami kekalahan dengan pemilih sebagian besar hampir sama yang juga sebagian besar tidak memilih Prabowo. Tujuan untuk memimpin Negara dari Prabowo tetap sama ingin Negara Indonesia ini sejahtera. Tujuan yang sama ini juga pasti oleh para calon didengungkan. Ada apa dengan kegigihan Prabowo ingin menjadi Presiden? Apakah tidak ada kader lain dari Gerindra yang hebat. Atau para kader akan mengatakan itu hasil Munas Partai. Its ok.
Kegigihan untuk memimpin bangsa ini, atau dapat dikatakan "ambisi" ini perlu dipertanyakan ? Jangan-jangan ada Udang di balik Batu.
Prabowo hanya memakai Gibran karena Jokowi bapaknya agar memperoleh suara dan menang. "Menang dan menjadi Presiden itulah yang diinginkan." Tapi apakah tulus membangun bangsa ini sesuai dengan harapan ? Ini yang patut kita pertanyakan. Kita perlu akui bagaimana strategi Prabowo untuk memenangkan ambisinya. Ini Politik untuk memperoleh kekuasaan.
Lalu, para pendukungnya akan mengatakan tapi partai-partai koalisi mendukungnya. Ya karena ingin menang dan memperoleh kekuasaan. Jatahnya pasti ada.
Lalu apakah Gibran tidak mampu? Gibran Orang muda yang mampu dan cerdas. Saya sepakat bahwa jangan remehkan orangmuda. Bangsa ini didirikan kebanyakan orang-orang muda (Soekarno adalah orang muda). Namun, tanpa disadari Gibran yang potensial bukan dipakai oleh Prabowo krn kemampuan Gibran tetapi ingin memecahbelah suara "Projo."
Pilpres kali ini adalah seru dimana "Jokowi" dilihat sosok yang ditakuti bagi para calon.
Kita lihat perbedaan bagaimana hebohnya Anak SBY, AHY dengan Gibran anak Jokowi.
Minus mallum, jangan sampai kecewa saat sudah terjadi

0 komentar:
Posting Komentar